Kamis, 08 September 2011

ANAK-ANAK ADALAH MILIK MASA DEPAN.

Pada setiap pameran otomotif selalu ditmapilkan kendaraan purna rupa ( prototype ) sebagai bagian dari pameran yang mengusung kemajuan tehnologi masa depan. pada pameran itu juga diperlihatkan bagaimana cita-cita dimasa depan berjumpa dengan realitas masa kini yang membuat decak kagum. Pada setiap even tersebut juga diperlihatkan betapa tidak terbatasnya sebuah mimpi tetapi sekaligus terbatasnya sebuah kenyataan. Realitas yang para paradoksal ini hendak menunjukkan bahwa manusia tetap meliliki keterbatasan untuk menggambarkan masa depan sekalipun dalam semangat optimisme. pemikiran diatas rasanya tepat juga untuk menggambarkan masa depan anak-anak kita. Sebagai orang tua kita punya optimisme yang tinggi namun perlu selalu diletakkan dalam kerendahan hati bahwa anak-anak kita adalah anak-anak masa depan yang mungkin tidak kita jumpai. Maka sungguh aneh kalau masa depan hendak di terjemhkan secara kongkrit pada masa kini, seolah-olah kita bisa tahu apa yang terjadi 'disana'. Inilah arogansi manusia yang berlumur dengan dosa dan merasa bahwa masa depan dapat diprediksi dengan akurat. Anak-anak adalah milik masa depan yang dengan halus dan brilian dikemukakan oleh Gilbran :Your children are not your children. They are the sons and daughters of life’s longing for itself. They come through you, but not from you, and though they are with you. Yet they belong not to you.. Dengan pemahaman ini maka selaku orang tua diperlukan kemauan kuat untuk menjadi teladan dalam keluarga. Melalui keteladanan ini hendak dikumandangkan betapa pentingnya masa depan yang dipersiapkan sejak dini. Ketika anak-anak memerlukan kehadiran yang memperkaya diri mereka maka disanalah kita hadir dengan kerendahan hati memandang anak-anak dengan 'berani' bahwa mereka akan terbang tinggi seperti rajawali. kita tidak perlu alergi dengan kemajuan mereka berpikir , kita hanya mengarahkan bahwa dalam dunia ini diperlukan militansi iman yang mewarnai norma-norma kehidupan. Anak-anak yang tahu tata krama, beradab dan kaya dengan luapan kasih sayang adalah anak-anak yang akan menaklukan masa depan. Bertolak dari gagasan diatas maka HUT Pelkat PA GPIB ke - 52 pada tanggal 6 sepetember 2011, merupakan momentum luar biasa untuk melangkah memasuki masa depan dengan segala kecanggihan tehnologi dan sekaligus dengan sejuta ancaman. Amsal 14:26 mengatakan “Dalam takut akan Tuhan ada ketentraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anaknya”. Landasan utamanya adalah takut akan Tuhan. Ini berarti pendidikan yang kita berikan kepada anak-anak kita haruslah bersumber pada firman Tuhan, maka mau tidak mau kita sebagai orangtua adalah orang pertama yang harus melakukan firman Tuhan. Korelasi antara kini dan depan terwujud dalam diri anak-anak yang tumbuh luar biasa. Usia 4 - 14 tahun sebagai usia subur pengenalan akan Tuhan memerlukan kepekaan kita semua sebagai orang tua maupun gereja. Kembali ke pameran otomotif, memang anak-anak kita bukan mesin, tetapi setiap kali melihat sebuah prototype, kita diingatkan bahwa mimpi kita tentang masa depan, benihnya dapat kita lihat sekarang. sekaligusdengan rendah hati kita berbisik ke anak-anak kita demikian : terbanglah tinggi seperti rajawali, tetapi jika sayapmu lelah atau terluka di sini ada ayahmu, ibumu - yang akan merwat sayapmu hingga sembuh untuk terbang lagi melawan dan menjinakkan bahkan menaklukkan badai.Tuhan Yesus selalu memberkati anak-anak seperti Ia selalu memberkati kita para orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar