Minggu, 12 Februari 2012

vita est brevis

‘ HIDUP YANG TIDAK DIPIKIRKAN ADALAH HIDUP YANG TIDAK LAYAK DIJALANI ‘ ( SOCRATES ).
Rekan-rekan pemuda, hidup itu singkat, vita est brevist sehingga kualitas hidup tidak hanya soal angka-angka tetapi soal karya. Masa muda tidak akan berlangsung terus menerus dan karena itu diperlukan kemauan kuat untuk memberi arti pada masa muda. Salah satu cara untuk itu ialah memiliki kepekaan mendengar suara Tuhan ( ayat 9 ). Ditegah-tengah berbagai suara yang kita dengar dewasa ini diperlukan kerendahan hati untuk dituntun oleh suara Tuhan. Suara yang kita dengar dapat saja menjadi ‘polusi ‘ yang membuat kita tidak memiliki ketajaman pendengaran. Suara kebebasan yang tidak teratur, suara individualis yang membuat kita terasing, suara konsumerisme yang membuat kita menjadi tidak pernah puas alias tamak dan semua suara yang sejenis dengan itu.
Samuel dituntun untuk dapat mendengar suara Tuhan, sesuatu yang berharga sehingga ia dapat diperlengkapi. Mendengar memang bukan hal mudah sebab kecenderungan manusia adalah berbicara dan hanya mau didengar. Disini rekan-rekan pemuda diajak untuk mau mendengar suara-suara yang tidak bersuara ( voice of the voiceless ). Suara-suara pergumulan dan dambaan akan pendampingan dari teman-teman disekitar kita. Suara-suara yang lemah dari sahabat-sahabat kita yang telah jatuh dalam jeratan individualisme dan konsumerisme. Kita hadir bagi mereka dan menjadi sahabat yang setia dengan uluran tangan penuh kasih. Didalamnya kita perlu untuk berdiam diri sejenak agar dilengkapi oleh Tuhan dengan Firman-Nya. Suara Tuhanlah yang akan menolong kita menjalani waktu masa muda sehingga hidup menjadi sesuatu yang serius untuk dijalani. Hidup itu singkat dan waktu terus berjalan, untuk itu kita perlu memberi makna pada hidup yang adalah anugerah Allah. Dalam pengertian inilah makna Sumpah Pemuda menjadi berarti, sebab sebagai orang muda kita tidak hanya bersuara lantang tentang kebebasan dan pembaruan namun sekaligus dalam keheningan diri kita mendengar suara Allah yang membebaskan dan membaharui.
Maju terus bersama Yesus, sebab dalam persekutuan dengan-Nya masa muda kita tidak pernah sia-sia.

Senin, 06 Februari 2012

AKU MEMBERI KAMU NAFAS HIDUP YEH. 37 : 1 – 7.

1. PENDAHULUAN
Yehezkiel berkarya ditengah-tengah pembuangan di Babel. Ia sejaman dengan yeremia yang tetap melayani di Yerusalem sampai kota itu direbut Nebukadneza tahun 597 dan 586 seb. Mas. Orng yahudi yang berada dipembuangan babel kondisinya tidak terlalu buruk. Mereka dikelompokkan dan tinggal didaeah-darah kosong di babel. Sebelum yerusalem hancur untuk kedua kalinya tahun 586, orang yahudi yang berada dipembuangan berpikir bahwa pembuangan ini hanya bersifat sementara. Mereka rindu ntuk dapat berkumpul lagi ditanah perjanjian dengan saduara-saudara yang tidak ikut terbuang.
Secara teologis, pembuangan kebabel adalah akbat ketidaksetiaan Israel. Sesuatu yang sudah lama dinubuatkan para nabi. ( band. Amos. 5 : 21 – 27 ). Tetapi mereka yang ada di pembuangan tetap tidak mengalami perubahan. Mereka tetap tidak setia.
Zedekia minta bantuan keMesir . yehezkiel mengungkakan adanya pengharapan hanya kepada Allah dan tidak kepda mesir. Masa depan yehuda bukanlah mereka di yerusalem tetapi mereka yang berada di pembuangan. Inilah generasi baru yang akan datang.
Tetapi yehuda menjadi patah semangat ketika mereka dibuang pada tahun 586. harapan ke mesir ternyata sia-sia saja. Allah sudah dikalahkan oleh dewa-dei babel. Tuhan secara definitif telah meninggalkan umat-Nya.
Untuk itulah Yehezkiel dipanggil Tuhan menyuarkan berita keselamatan.


2. Pesan Yehezkiel.
Nabi yang sering mengalami ‘trans’ ini menyatakan bahwa kekudusan allah melampaui segala sesautu. Ia tidak dapat dikungkung oleh tembok Bait Allah. Sebab iapun dapat hadir di babel ditengah-tengah mereka yang terpuruk. Yehezkiel menyatakan bahwaAllah yang hadir dan menyatakan diri berkuasa, meninggalkan Bait allah yang telah dicemarkan uma dengan pemujaan kepada berhala dan pergi ke babel ( 10 : 1 – 20; 11 : 22 – 25 )
Dalam konteks ini Yehezkiel mengemukakan gagasan tentang suatu perjanjian baru. ( 31 : 31 ). Perjanjian baru iu dimungkinka karena Tuhan sendiri yang akan memberi hati yang baru dan roh yang baru ( 36 : 25 – 27, 11: 19 ) ini berarti Tuhan sendiri yang akan meruah manusia dan menjadikan manusia setia pada perjanjian, kasih dan pilihan Tuhan.

3. Perikop pasal 37 : 1 – 7.
a. kekuasaan Tuhan . Yehz. dalam kuasa Tuhan mengalami ‘trans’. Hand of God menunjukkan adanya otoritas yang tidak dapat diganggu gugat. ( Luk. 1 : 66, , 23 : 46, Joh. 10 : 28, 29 ). Kekuasaan itu diperhadapkan dengan kondisi tulang-tulang yang tidak berdaya. Yang berkuasa berhadapan dengan yang tidak berkuasa.
b. Ia berfirman kepadaku. Visi dari Tuhan yang disampaikan dapat mengubah sesuatu yang mustahil menjadi tidak mustahil. Dalam kuasa yang dahsyat Allah mengubah keadaan manusia.
c. Allah menyatakan diri didalam Firman. Nafas hidup yang bersumber dari Allah itulah yang menghidupkan dan bukan kuasa manusia. Harapan itulah yang terkandung dalam pernyataan Yehezkiel.


4. konteks masa kini.

S = SPIRITUAL GIFT – KARUNIA ROHANI
H = HEART - HATI
A = ABILITIES - KEMAMPUAN
P = PERSONALITY - KEPRIBADIAN
E = EXPERIENCES - PENGALAMAN

SEJAUH MANAKAH GEREJA DAPAT MEMPERLIHATKAN ‘BENTUK’ YANG BERARTI BAGI ‘TULANG-TULANG’ YANG ADA DISEKITAR GEREJA.

APAKAH YANG MENJADI ARAH DARI PELAYANAN GEREJA ?
PROMISE PROBLEM PROVISION.